Rabu, 07 April 2010

Ayah, ajari aku sholat malam !

Syaikh Ibn Zhafar Al-Makki (dalam bukunya Anba’ Nujaba’ Al-Abna) berkata, “Abu Yazid Thaifur ibn Isa al-Basthami ra. membaca ayat, “Hai orang-orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk sembahyang) di malah hari kecuali sedikit (daripadanya).” (QS Al-Muzzammil, 1-3). Ia bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayahku, kepada siapa Allah memerintahkan firman ini?”. Sang ayah menjelaskan, “Anakku, perintah ini ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.”. Si anak bertanya lagi, “Wahai ayahku, mengapa engkau tidak melakukan apa yang dilakukan Rasulullah SAW?. Sang ayah menjawab, “Wahai anakku qiyamul lail dikhususkan dan diwajibkan kepada Rasulullah dan tidak diwajibkan pada umatnya.” Maka si anak terdiam.

Saat ia membaca firman Allah, “Sesungguhnya, Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu.” (al-Muzzammil, 20). Ia bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sungguh aku pernah mendengar bahwa segolongan orang dahulu mengerjakan sholat malam. Siapakah golongan yang dimaksud? Sang ayah menjawab, “Anakku, mereka adalah para sahabat.” Si anak tak henti bertanya, “Wahai ayahku, kebaikan apa yang kita peroleh dengan meninggalkan sesuatu yang dikerjakan Nabi dan sahabatnya?”. Sang ayah berkata, “Engkau benar wahai anakku.”

Semenjak saat itu, sang ayah mengerjakan sholat malam. Suatu malam, Abu Yazid terjaga dari tidurnya. Ia melihat ayahnya mengerjakan sholat malam, lalu ia berkata, “Wahai ayahku, ajari aku cara bersuci supaya aku bisa shalat denganmu!”. Sang Ayah mencela, “Wahai anakku engkau masih kecil.”. Si anak tak terima, “Wahai ayahku bila nanti pada hari manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka, lalu aku berkata kepada Tuhanku, “Aku dulu pernah berkata kepada ayahku bagaimana cara bersuci supaya aku bisa shalat dengannya. Namun kemudian ia berkata, “Tidurlah, engkau masih kecil.”. Bila aku mengatakan itu semua di hadapan Tuhan, maukah ayah seperti ini?”.

Sang ayah menolak, “Tidak, sungguh demi Allah wahai anakku, aku tidak menginginkan hal itu.” Lalu sang ayah pun mengajarinya dan si anak ikut shalat dengan ayahnya.

print this page

0 komentar:

Posting Komentar