Jumat, 04 Desember 2009

Si Cantik yang Memberikan Cintanya ke Lelaki HIV AIDS

Penyakit HIV AIDS masih menjadi momok. Ketika tahu ada seseorang yang terkena HIV AIDS tak jarang orang langsung pergi menjauh. Namun seorang gadis cantik menyadari dia telah jatuh cinta dengan penderita HIV dan baginya HIV bukanlah penghalang untuk mencintai kekasihnya.


Shawn Decker tertular HIV sejak kecil dari darah transfusi yang diterimanya karena dia adalah seorang penderita hemofili. Setelah dewasa, pria itu menyadari akan susah menemukan pujaan hatinya karena penyakit yang dideritanya.

Memang diakuinya sulit untuk membuka diri bahwa dia adalah penderita HIV. Namun pada usia 20 tahun, Shawn memutuskan untuk berterus terang akan HIV dan menulis tentang dirinya di blog.

Shawn bertemu dengan Gwenn Barringer,– seorang gadis cantik yang memenangkan lomba kecantikan di Virginia,– di sebuah organisasi layanan AIDS yang sedang menggarap program pendidikan.

Awalnya mereka cuma berteman tapi tanpa disadari benih-benih cinta pun muncul. “Kami menjadi teman lalu jatuh cinta ini benar-benar ironi (sesuatu yang tidak diharapkan). Selama ini saya berpikir HIV akan menghalangi saya menemukan cinta,” ungkap Shawn seperti dilansir dari Time, Rabu (2/12/2009).

Tapi cinta kedua manusia ini bukan cinta yang mulus. Gwen juga sempat berpacaran dengan orang lain. “Aku semula tidak yakin terhadap Shawn, tapi akhirnya aku meyakini orang ini memang mendapatkan aku. Aku merasa seperti akan menyesal jika tidak bersamanya,” kata Gwen.

Tak hanya Gwen yang sempat bimbang, orangtua gadis cantik itu pun pada awalnya tidak menyukai hubungan mereka. Tetapi ibu Gwen akhirnya bergaul baik dengan Shawn karena mereka memiliki rasa humor yang sama.

Shawn menceritakan kisah cintanya dalam otobiografinya berjudul ‘My Pet Virus: The True Story of a Rebel Without a Cure‘. “Kami berhasil mengatasi rintangan, dan itu membawa kami jauh lebih dekat dari pada pasangan lain,” tutur Shawn.

Saat ini Shawn dan Gwen telah menikah selama 5 tahun dan mereka menjadi pasangan serodiskordan atau salah satu pasangan terinfeksi HIV dan satunya tidak. Setiap berhubungan seks mereka menggunakan kondom sebagai strategi utama untuk mencegah penularannya.

Orang-orang yang hidup dengan HIV saat ini juga punya peluang hidup yang lebih panjang jika disiplin mengonsumsi obat antiviral.

Dr Charles Hicks dari Duke University Medical Center, Durham di North Carolina mengatakan peluang hidup penderita HIV bisa sampai 30 tahun.

“Sekarang, kita bicara tentang bagaimana Anda menjalani hidup dan kesehatan Anda dalam jangka panjang. Seks adalah bagian penting. Bagaimana Anda melakukan hal itu saat seseorang terkena HIV dan pasangannya tidak,” kata Hicks.

Hicks sangat menganjurkan penggunaan kondom, tetapi mengakui realistis jika ada pasangan serodiskordan yang telah bersama-sama kadang tidak selalu menggunakannya.

“Kami tidak dapat menjamin bahwa orang yang tidak terinfeksi tidak akan terinfeksi, tapi penggunaan kondom dan mempertahankan pengobatan antiviral dapat meminimalkan risiko hampir nol,” katanya.

Peluang pasangan serodiskordan untuk memiliki anak tanpa menulari penyakitnya ke pasangan atau anaknya pun terbuka.

Selama 12 tahun Dr Mark Sauer, direktur pusat reproduksi wanita di Columbia University Medical Center, telah menggunakan teknik pencucian sperma yang memisahkan sperma dari air mani yang membawa virus. Kemudian sperma disuntikkan ke dalam sel telur si ibu. Detik.com


sumber : kabariberita.wordpress.com

print this page

0 komentar:

Posting Komentar